
Didalam RUU kita udah amat jelas banget membedakan antara pelaku nikah siri dan nikah kontrak sekalipun hukuman keduanya agak sedikit absurd. didalam draf RUU nikah siri pasal 143 menyebutkan bahwa : setiap orang yang dengan sengaja melangsungkan perkawinan tidak dihadapan pejabat pencatat nikah dipidana dengan ancaman hukuman bervariasi, mulai dari enam bulan hingga tiga tahun dan dengan denda mulai dari Rp 6 juta hingga 12 juta. perlu digaris bawahi disini bahwa RUU ini hanya ditujukan kepada mereka yang beragama ISLAM aja ( jadi agama-agama diluar islam kaga usah kebakaran jenggot). sementara nikah mut'ah atau kawin kontrak ada di pasal setelahnya, pasal 144 mengatakan setiap orang yang melakukan perkawinan mut'ah dihukum penjara selama-lamanya 3 tahun dan perkawinannya batal karna hukum. sekalipun kedua-duanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi ( tidak didepan Pemerintah) atau siri, tapi keduanya arus tetep dibedain dan pemerintah harus ngejelasin kedua perbedaan pernikahan ini.

sebenarnya didalam islam nikah itu adalah urusan yang mubah bahkan dia merupakan sunnah nabi, didalam islam pernikahan merupakan sesuatu yang sakral oleh karenanya seseorang tidak boleh bermain-main dalam hal pernikahan, karna pernikahan itu bisa menjadi haram dimana sesorang yang oreantasinya sekedar untuk mempermainkan wanita dan menyakitinya. akan tetapi bagi seseorang yang udah matang dan mampu untuk menikah maka bersegerahlah untuk menikah dan jangan di tunda-tunda ataupun mempersulit orang yang udah pengen atau kebelet merit. ada sebuah ungkapan Arab mengatakan " man ta'assara azzawaj faqad tayassara zina waman tayssara azzawaj faqad ta'assara zina" ( barang siapa yang mempersulit pernikahan maka ia telah mempermudah perzinahan, dan barang siapa yang mempermudah pernikahan maka ia telah mempersulit perzinahan). maka karnanya dalam islam merit itu ga harus di persulit apabila Rukun dan syaratnya udah terpenuhi maka nikahnya udah sah.

terus kalau begitu yang jadi masalah sekarang yang mana ??? yang jadi permasalah sekarang itu adalah pemerintah indonesia pengen ngemasukin nikah di KUA itu kedalam Rukun dan Syarat Nikah di indonesia !!! jadi kedua pasangan yang udah nikah mungkin sah menurut syariat islam tapi tidak sah menurut pemerintah Indonesia. analoginya kayak gini neh " jadi sekalipun Rukun dan syaratnya ( secara islam )udah terpenui dan juga sekalipun gimana ramenya pernikahan, acaranya ampe tujuh hari tujuh malam ataupun ngundang 1 kabupaten Pun tapi engga kedaftar di KUA ( kantor Urusan Agama ) yah sory lah maka nikahnya dianggap batal dan disebut dengan nikah siri ( sembunyi-sembunyi ) dan pelakunya bisa di penjara selama 3 tahon dan denda 12 juta. Busyett Gila ga tuh.. jadi nenek-nenek yang nikahnya dijaman jepang ama belanda yang so pasti mereka engga dapet surat keterangan dari KUA bisa terancam semua tuh.. Mangkanya banyak berita sekarang Nenek-nenek yang usianya udah Uzur kepaksa pergi ke KUA hanya gara-gara mereka takut di tangkep ama bayar uang 12 juta, ples kalau ga kedaftar semua pengurusan mulai dari ngurus Akte kelahiran, sekolah anak ampe warisan Bisa di persulit. huh huh huh mampus-mampus tuh rakyat.

adapun masalah hukumnya, udah tertera dalam RUU pasal 144.

0 komentar:
Posting Komentar